Sabtu, 23 April 2011

Merawat Harddisk, Menyelamatkan Data

Pernah kehilangan data? Kalau pertanyaan ini ditujukan padaku, maka aku akan menjawab sangat sering sekali. Mulai dari harddisk yang rusak (bad sector atau file system error), tak sengaja me-format partisi, kesalahan dalam me-burning cd secara multi session, ceroboh menghapus file, dan lain sebagainya. Nah, dalam artikel ini, aku akan berbagi beberapa tips untuk mencegah kehilangan data akibat harddisk yang rusak, suatu hal yang telah cukup bersahabat dengan diriku beberapa tahun belakangan ini.

Hindari Hard Shutdown

Hard Shutdown? Apaan tuh? Hehe, maaf, aku kurang tahu kata-kata ini ada atau tidak dalam dunia komputer, tapi sepertinya aku pernah baca tentang Hard Shutdown ini. Intinya, hindari mematikan komputer tanpa melalui ritual log off, shutting down, dan turn off. Jadi, bila ingin mematikan komputer, ya gunakanlah fitur shutdown yang telah disediakan oleh OS (Operating System). Jangan asal tekan tombol power aja. Emang sih, kalau tekan tombol power dijamin bakalan lebih cepat, tapi masak anak gaoel matiin komputer kayak gitu? Xixixi.
Hal lain yang juga perlu diperhatiin adalah listrik mati, kompi not responding aka nge-hang, BSOD (Blue Screen of Death), dan lain sebagainya yang memaksa komputer untuk mati tanpa melalui ritualnya. Untuk kasus listrik mati, mungkin dapat kita akali dengan penggunaan UPS (Uninterupt Power Supply). Btw, emang hard shutdown berpengaruh terhadap kesehatan harddisk? Hmm, kurang tahu juga sih, tapi kalau dipikir, sepertinya berpengaruh. Kapan-kapan kalau sudah ketemu penjelasan yang masuk akal, insya Allah bakal aku share.

Hindari Re-Format yang Tak Perlu

Saat melakukan format, harddisk akan bekerja lebih berat dari kondisi normal. Oleh karenanya, usahakan untuk melakukan format di saat yang benar-benar dibutuhkan saja. Perhitungan ukuran partisi yang tepat sebelum melakukan format adalah cara termudah untuk mengurangi format yang tak perlu. Maka, sebelum me-install operating system dan atau membuat partisi baru di harddisk, tentukan dengan teliti berapa space yang akan digunakan untuk masing-masing partisi. Konon di linux dengan pengelolaan secara LVM (Logical Volume Manager), kita dapat me-resize ukuran suatu partisi tanpa perlu melakukan pemformatan ulang. Canggih ya!!?

Gunakan Aplikasi yang Sesuai dengan Kondisi Kompimu

Ini kebiasaan orang-orang seperti diriku yang bisa dibilang kurang beruntung dalam menghadapi cepatnya perkembangan teknologi. Di era processor core2duo, masih harus puas memakai pentium III. Di saat sudah jamannya ram ddr3, harus rela menggunakan sdram. Sudah trennya dual vga sli atau cross fire, masih rela pakai vga on board. Malang benar nasib pecinta IT seperti ini. Hehehe.
Nah, bila kompimu jadul, maka jangan perkosa dia dengan me-install aplikasi-aplikasi berat yang tak sanggup dijalankan olehnya. Sekilas info, "Memperkosa Komputer" adalah kata-kata dari Pak Adi Wibawa, guru TIK ku di SMA 5 Semarang dulu. Beliau menggunakan kata-kata ini untuk menasehati murid-muridnya yang pada waktu itu terpaksa harus menggunakan kompi Pentium I dan II untuk praktek mapel TIK. "Bersabarlah dalam menggunakan komputer-komputer ini, jangan samakan dengan komputer yang ada di rumahmu, perlakukanlah semanusiawi mungkin, jangan diperkosa." Begitulah kira-kira wanti-wanti Beliau.
Berdasarkan pengamatanku terhadap komputer-komputer "jangkrik" (termasuk komputerku, hehe), bila digunakan untuk menjalankan aplikasi yang cukup berat, maka yang paling kerasa selain lemotnya proses input-output adalah bunyi harddisk yang sepertinya harus ikut kerja keras untuk membantu terselesainya suatu proses. Hehe, maaf, mungkin cukup lebay. Tapi begitulah.

Sabar Dalam Copy-Move-Paste

Alon-alon asal kelakon. Pelan-pelan asal tercapai tujuannya. Yup, jangan tergesa-gesa dalam me-copy-move-paste data ke dalam dan atau ke luar harddisk. Kadang proses copy-move-paste yang seharusnya hanya butuh waktu 1 menit, bisa menjadi 20 menit akibat kebanyakan melakukannya secara bersamaan. Sudah harddisk harus bekerja lebih berat, eh proses copy-move-paste bukannya jadi lebih cepat, malah tambah lama. Hehe. Maka, sebaiknya lakukan satu per satu saja.

Scan dan Defrag Harddisk Secara Rutin

Terutama setelah mengalami hard-shutdown, sangat disarankan untuk me-scan file system (atau lebih dikenal chkdsk di xp dan fsck di linux) harddisk. Kalau pada partisi harddisk ada yang menggunakan file system FAT32, maka otomatis windows akan me-scan partisi tersebut saat start-up. Entah kenapa, kok di file system NTFS malah fitur ini tidak aktif. Hmm, entar deh, aku akan coba baca-baca kembali modul kuliahku, sepertinya dulu aku pernah baca alasannya di salah satu ebook dari pak dosen.
Sedang defragmentasi cukup penting untuk menata ulang blok-blok data di harddisk. Kalau di linux, konon tak butuh defrag, karena manajemen data di linux konon lebih baik daripada di windows. Kalau di linux, antara file yang satu dengan file yang lain terdapat beberapa blok harddisk yang sengaja dikosongkan untuk keperluan pembengkakan file tersebut.
Misal file A menempati blok 1 dan 2, maka file B akan mulai diletakkan pada blok 5. Ke mana blok 3 dan 4? Nah, kedua blok itu digunakan sebagai cadangan untuk keperluan pengeditan file A. Misal suatu saat kita mengedit file A, sehingga kini file A butuh 3 blok di harddisk, maka file A tersebut kini akan menempati blok nomor 1-3. Dengan begini, kecil kemungkinannya untuk terjadi fragmentasi.
Sedang kalau di windows, bila ada file A menempati blok 1-3, maka file B akan langsung menempati blok ke-4. Tidak ada ruang kosong antara file A dan B. Bila kelak kita mengedit file A, sehingga ukurannya membengkak, maka file tersebut akan dipindahkan ke blok kosong lain yang cukup untuk menampung file tersebut. Akibat pemindahan file A ini, maka blok ke 1 hingga 3 kini kosong, dan terjadilah fragmentasi di harddisk. Sampai saat ini, file A dan B masih tersimpan dalam blok yang berurutan. Namun, suatu saat, bila blok kosong berurutan yang tersedia tidak cukup untuk menyimpan sebuah file, maka file tersebut akan dipecah, dan pecahan-pecahan tersebut akan diletakkan di blok-blok yang terpisah satu sama lain, tidak berurutan lagi.
Nah, akibat penyimpanan file yang tidak teratur inilah yang menyebabkan harddisk bekerja keras untuk mengakses sebuah file. Misal file C yang menempati blok 1-3, 9-19, dan blok 25-35, maka head baca harddisk harus mencari potongan-potongan file C tersebut sebanyak 3 kali. Bila sudah terlalu banyak fragmentasi di harddisk, maka alangkah baiknya kita melakukan defragmentasi untuk menata ulang blok-blok data, sehingga setiap file kini dapat menempati blok-blok yang berurutan, sehingga dapat meringankan kerja harddisk karena tidak perlu lagi mencari potongan-potongan data yang tersebar di dalam harddisk.

Cegah Virus Menyebar di Komputer

Virus (malware, spyware, worm, trojan, dll), sesuatu yang sangat akrab dengan pemakai windows. Walaupun masih cukup sedikit virus yang melakukan perusakan langsung secara fisik terhadap harddisk, namun virus yang hanya memperbanyak dirinya pun bisa dibilang cukup mengganggu. Kebanyakan virus berkembang biak dengan cara membuat copyan dirinya di tiap root folder dengan memakai nama folder yang ada dan menyembunyikan folder yang asli. Jadi, yang akan tampak di explorer adalah file virus yang berikon folder. Bila kita mengklik file virus berikon folder tersebut, maka kita akan secara otomatis menjalankan virus tersebut. File virus yang aktif ini mungkin akan me-scan seluruh partisi untuk mencari folder-folder yang belum terinfeksi, baru kemudian akan membukakan folder yang asli.
Bayangkan apabila di dalam harddisk kita terdapat 10 ribu folder, dan sebuah virus berkembang biak di harddisk tersebut dengan cara membuat copyan dirinya terus menerus sejumlah folder yang ada, betapa berat kerja harddisk disebabkan tingkah laku virus ini. Oleh karenanya, sebisa mungkin cegah virus menyebar di komputermu. Langkah paling mudah adalah dengan mematikan autorun dan menggunakan antivirus yang up to date. Artikel berikutnya insya Allah aku akan membahas tips untuk masalah ini lebih mendalam.

Selalu Backup Data ke Media Khusus

Backup data, satu hal penting yang sebenarnya mudah untuk dilakukan, tapi jarang kulakukan. Sudah banyak aku membaca tentang betapa pentingnya backup data. Dan walaupun aku telah terlalu sering kehilangan data, namun tetap saja hal ini belum aku praktekkan secara rutin. Beberapa alasannya adalah manajemen data yang bisa menyita banyak waktu. Tapi memang backup data itu adalah hal yang sangat penting sekali. Aku sangat sarankan untuk melakukannya secara rutin.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam backup data adalah media yang digunakan untuk menyimpan data backup. Sangat disarankan untuk menggunakan media khusus yang hanya digunakan untuk backup. Jangan campur data asli dengan data backup dalam satu media. Karena sama aja bo'ong dong. Misal, kamu punya harddisk yang cukup besar kapasitasnya. Dalam harddisk tersebut, kamu membuat satu partisi khusus yang digunakan untuk backup data. Nah, kalo suatu saat harddisk tersebut rusak secara fisik, maka data backup yang ada di partisi khusus yang juga ada di harddisk itu juga bakal ikut rusak kan?! Oleh karenanya, sangat disarankan untuk memisahkan media yang digunakan untuk data backup dengan media yang berisi data asli.
Sekian sedikit tips untuk menjaga kesehatan harddisk. Maaf, mungkin beberapa tips memang harus dikaji lebih dalam tentang kevalidannya. Maaf bila kalimatnya agak njlimet, insya Allah akan kuperbaiki lagi bila sudah menemukan rangkaian kata yang indah. Hehe. Semoga bermanfaat!! Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

My Advice To You

Select your cell phone

MAP

Diberdayakan oleh Blogger.

Updates Via E-Mail

Categories